Tuesday, March 15, 2011

Perusda Benuo Taka Bangun PLTU dari Pelepah Pohon Sawit

Perusda Benup Taka, Penajam Paser Utara (PPU) bekerja sama dengan investor sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar pelepah pohon kelapa sawit dengan 2.000 ha kebun sawit dapat menghasilkan 1,5 MW listrik yang akan dibangun di empat kecamatan. Sebagai tahapan awal akan dibangun di Sepaku, Babulu dan Waru serta Penajam.


Pelepah sawit dapat diolah dan dihaluskan, setelah kering lalu dimasukkan dalam tungku untuk dibakar dan hasil pembakaran tersebut akan menghasilkan listrik. PLTU ini juga sekaligus menambah penghasilan bagi petani sawit karena selama ini hanya mereka yang menjual buah sawit.


Friday, February 11, 2011

Teknik Elektro ITM Ciptakan Mobil Listrik Energi Cahaya

Mahasiswa-mahasiswa dari Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI) tengah merancang kendaraan alternatif hemat Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan memanfaatkan tenaga listrik yang dilengkapi penggunaan energi cahay matahari (solar cell). Sistem ini bermanfaat untuk lingkungan dan mengurangi dampak pemanasan global (global warming). Sistem dibuat dengan menggunakan tenaga listrik dipadukan dengan dua baterai 45 AH, 12 volt DC, dapat membuat mobil listrik dengan kecepatan 14,68 km/jam. Mobil listrik ini memiliki kekuatan energi setiap 4 jam sekali, jika hujan dan tidak ada matahari bisa menggunakan baterai.

Cara kerja mobil listrik tenaga energi cahaya mengantarkan arus ke baterai dapat digunakan berkelanjutan. Bila matahari cerah, baterai menyimpan tenaga 4 jam dengan bahan baku motor penggerak DC, sistem kontrol, micro-controler, baterai GS 45 AH, rangka kendaraan plat besi L dan U, besi bulat. Mobil ini berukuran 120 cm x 90 cm dan dilengkapi empat roda mini, lampu sain, klakson dan kapasitas untuk dua orang. Mobil ini juga dapat dimodifikasi menggunakan kerangka atap dan desain lainnya.


Tuesday, December 28, 2010

Tawon Besar Hasilkan Listrik dari Tenaga Surya

Tawon besar (hornet) oriental memiliki sel tenaga surya yang mengubah sinar matahari menjadi listrik. Pigmen di dalam jaringan berwarna kuning memerangkap cahaya dan jaringan berwarna cokelat untuk menghasilkan listrik.

Jaringan berwarna cokelat mengandung melamin, pigmen yang pada kulit manusia berfungsi untuk menyerap sinar ultraviolet dan mengubahnya menjadi panas. Struktur jaringan cokelat ini juga menangkap cahaya dan meneruskannya ke dalam jaringan kemudian memecah cahaya.

Jaringan kuning berisi xanthopterin, pigmen yang memberi warna pada sayap kupu-kupu dan urin pada mamalia. Tim peneliti mencairkan xanthopterin dan meletakkannya di dalam elektroda sel tenaga surya. Ketika sel itu disinari, pigmen di dalam cairan itu menghasilkan listrik.

Sel surya milik tawon besar oriental hanya memiliki efisiensi 0,335 persen, sedangkan sel surya buatan manusia memiliki efisiensi 10 hingga 11 persen. Artinya, tawon besar oriental masih mengandalkan makanan sebagai sumber energi.

Berkebun untuk Hasilkan Listrik

Para peneliti melakukan penelitian terhadap tanaman menyerap energi matahari, meneruskannya pada bakteri yang membangkitkan listrik lemah. Lebih lanjut teknik sel bahan bakar untuk pembangkit energi.

Riset universitas Wageningen di Belanda yaitu dua bak berbentuk segiempat sama sisi yang masing-masing berisi 12 ember plastik berisi air dan lumpur. Di dalamnya terdapat berbagai jenis rumput dan tanaman air lainnya dan bagaimana simbiose antara tanaman dan bakteri untuk menghasilkan energi.

Tanaman lewat fotosintesa memproduksi unsur Karbon, dan meneruskan hingga 40 persen unsur organik ini ke dalam tanah. Di sana hidup bermacam mikro-organisme, bakteri dan jamur yang hidup dari unsur organik dari tanaman itu. Eksperimen dengan baterai biologis, dengan menancapkan dua elektrode, di lokasi di mana bakterinya tumbuh dan dapat memproduksi listrik.

Bakteri dalam sel bahan bakar mikroba hidup dalam sebuah larutan yang mengandung bahan makanan. Ke dalamnya dimasukkan dua elektroda. Bakteri hanya melepaskan energi listrik yang berlebihan langsung ke kutub negatif atau anoda. Listriknya kini dapat disalurkan. Namun pada sel bahan bakar mikroba MFC juga berlaku dalil, output tidak dapat lebih besar dari input. Agar pemasokan listrik berlangsung stabil dan berkelanjutan, bakterinya harus terus menerus diberi makan. Inilah tugas dari rumput yang ditanam di dalam ember yang ditempatkan di atap universitas Wageningen. Tanamannya tumbuh dalam larutan bahan makanan, dan menjamin pasokan glukosa secara berkelanjutan. Semua ini adalah sel pembangkit energi matahari alami. Tanaman menyerap energi matahari dan meneruskannya kepada bakteri kemudian menghasilkan listrik dan dapat dipasok 24 jam sehari. Selama masih ada bakteri, listrik akan terus berproduksi.

Thursday, December 23, 2010

Pembangkit Listrik Sawit Dikembangkan

PT Perkebunan Nusantara XIII melakukan studi kelayakan terhadap pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan sisa limbah sawit di Parindu, Kabupaten Sanggau. Pembangkit listrik tersebut merupakan bagian dari nota kesepahaman PTPN XIII dengan PLN dalam pembelian energi listrik yang mencapai 2 x 3 megawatt.

PTPN XIII memanfaatkan cangkang sisa olahan buah sawit dan tandan kosong sebagai bahan bakar untuk memutar turbin. Cangkang tersebut membakar boiler yang uap panasnya dapat digunakan untuk menggerakkan turbin mesin pembangkit listrik.

Selain untuk listrik, juga dapat dioptimalkan sisa limbah dari pengolahan CPO sebagai bahan baku biodiesel. Saat ini satu unit mesin digunakan untuk memproses limbah tersebut menjadi biodisel di Parindu, Kabupaten Sanggau dengan kapasitas enam ribu liter.


Biaya produksi satu liter biodiesel tersebut sekitar Rp4 ribu. Bahan bakunya dari CPO yang mengandung asam lemak bebas berkadar tinggi. Biodiesel yang dihasilkan digunakan untuk Pabrik Kelapa Sawit di Parindu yang berkapasitas olah 60 ton tandan buah segar per jam.

Tuesday, December 14, 2010

Aspal Menghasilkan Energi Listrik

Aspal dirancang untuk mengumpulkan energi matahari atau surya kemudian energi tersebut diubah menjadi energi listrik untuk berbagai keperluan. Energi panas dikumpulkan melalui panel surya yang ditaruh di bawah lapisan aspal dan diubah menjadi energi listrik. Titik optimal panas berada sekitar dua inci di bawah permukaan aspal.

Pengumpulan energi sebaiknya dilakukan di tempat-tempat beraspal yang jarang digunakan. Misalnya, area yang jarang dipijak di pinggir landasan bandara, pusat perbelanjaan atau mal, dan trotoar. Tempat parkir juga dapat dimanfaatkan karena aspalnya yang rusak karena panas ban dan mesin mobil plus matahari.

Thursday, November 11, 2010

Panas dari Aspal Sebagai Sumber Listrik

Hal ini telah diuji coba Peneliti University of Rhode Island (YRI) menguji metode pemanenan energi matahari yang diserap dari permukaan jalan untuk melelehkan es, menyalakan lampu jalan, dan memanaskan gedung sehubungan ditelitinya panas dari jalanan kota yang dapat dijadikan sebagai sumber energi listrik.

Saat musim panas, aspal menyerap sejumlah besar panas dan memanaskan jalan hingga 140 derajat atau lebih. Jika dapat dipanen, maka panas tersebut dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, menghemat bahan bakar fosil, dan mengurangi pemanasan global.

Salah satu cara yang ditempuh yaitu membungkus sel fotovoltaik fleksibel di sekitar pembatas jalan raya untuk menyalakan lampu jalan dan rambu lalu lintas. Cara lain dengan memasang pipa berisi air di bawah aspal dan menghangatkan dengan matahari. Air panas dapat disalurkan ke gedung-gedung untuk memuaskan kebutuhan air panas dengan salah satu sifat aspal yang dapat menyimpan panas dengan baik.